1. Latar Belakang
Kepercayaan terhadap perbankan tidak hanya terkait dengan keamanan
simpanan nasabah di bank tersebut, tetapi juga terhadap keamanan sistem
dan prosedur, pemanfaatan teknologi serta sumber daya manusia dalam
memberikan pelayanan kepada nasabah.
Salah satu aspek risiko yang hingga kini belum banyak diantisipasi adalah kegagalan transaksi perbankan melalui teknologi informasi (technology fraud) yang dalam risiko perbankan masuk kategori sebagai risiko operasional. Secara umum, risiko operasional, menurut Basel Accord, didefinisikan sebagai kerugian akibat terjadinya kegagalan akibat faktor manusia, proses, dan teknologi yang menyebabkan terjadinya ketidakpastian pendapatan bank.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, proses operasional sebagian
besar bank saat ini dilakukan selama 24 jam tanpa mengenal batasan
jarak, khususnya bagi bank-bank yang telah dapat melakukan aktivitas
operasionalnya melalui delivery channels, misalnya ATM, internet
banking, phone banking, dan jenis transaksi media elektronik banking
lainnya.
Dengan demikian, ngendalian dan pengawasan operasio- nal harus dilakukan
pula secara 24 jam dan harus bersifat menyeluruh. Peng-awasan dan
pengendalian operasional ndak dapat lagi dilakukan dengan metode sample
semata untuk memastikan bahwa operasional bank telah berjalan dengan
baik.
2. Permasalahan
Aktivitas perbankan cukup pesat akhir-akhir ini. Hal ini ditandai
oleh jasa perbankan yang terus bertambah. Beberapa diantaranya yang
cukup mengalami perkembangan adalah bisnis internet banking.
Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi kebijakan dalam
perekonomian dan tak terkecuali pada bisnis jasa perbankan. Transaksi
berbasis elektronik termasuk internet adalah salah satu produk baru bagi
perbankan.
Namun, meskipun perbankan memperoleh manfaat dari penggunaan internet
tersebut, terdapat pula risiko yang melekat pada kegiatan yang dimaksud
diantaranya risiko strategik, risiko reputasi, risiko operasional
termasuk risiko keamanan dan risiko hukum, risiko kredit, risiko pasar
dan risiko likuiditas. Internet banking meningkatkan risiko strategik,
risiko operasional termasuk risiko keamanan dan risiko hukum serta
risiko reputasi. Pihak bank harus melakukan indentifikasi, melakukan
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dengan prinsip
kehati-hatian.
Satu, risiko strategis (strategic risk). Risiko ini berkutat dalam
kebijakan atau strategi yang akan dijalankan suatu bank. Tertimpa risiko
ini berarti akan berujung kerugian dan berkurangnya modal. Hal ini akan
bertambah parah jika tidak didukung struktur organisasi dan sumber daya
yang ahli mengelola internet banking. Jadi, perlu hati-hati.
Dua, risiko transaksi (transaction risk). Risiko ini mengancam laba dan
modal bank yang ditimbulkan oleh fraud, kesalahan (errors), kealpaan,
dan ketidakmampuan mengelola tingkat pelayanan yang ditawarkan atau yang
menjadi ekspektasi para nasabah. Pasalnya, internet banking memerlukan
internal kontrol yang kuat dan sistem yang selalu siap. Karena bank
menggunakan pihak ketiga dalam penyediaan sistem, pihak ketiga yang
memberikan jasa tersebut jelas akan meningkatkan risiko transaksi
tersebut.
Tiga, risiko kepatuhan (compliance risk). Risiko ini muncul akibat
pelanggaran dan ketidakpatuhan bank terhadap hukum, peraturan, dan
standard etika. Jika tertimpa risiko ini, reputasi bank bisa jatuh,
merugi, bahkan bisa mengurangi kesempatan berbisnis. Untuk
memitigasinya, bank harus betul-betul paham dan mampu
menginterprestasikan secara benar, khususnya peraturan-peraturan seputar
internet banking dunia.
Empat, risiko reputasi (reputational risk). Hancurnya reputasi bank
biasanya berjalan seiring dengan risiko-risko lain. Dropnya sistem
internet banking yang frekuentif atau kecepatan sistem yang rendah bisa
membuat buruknya pendapat publik terhadap suatu bank.
Lima, risiko keamanan informasi ( information security risk). Risiko ini
bisa menggerus keuntungan dan modal bank yang ditimbulkan dari
penjahat-penjahat maya (hackers) ataupun orang-dalam sendiri. Belum lagi
virus-virus, pencurian data, penghancuran data, dan fraud yang juga
bisa menghantam bank. Risiko ini sangat krusial dan perlu sangat
diwaspasi bank-bank.
Enam, risiko kredit (credit risk). Risiko ini juga berpotensi meningkat
karena internet banking membuat para nasabah bisa mengajukan aplikasi
kredit dari mana pun di dunia ini. Bank-bank tentu akan sangat sulit
memverifikasi dan mengidentifikasi nasabah jika bank menawarkan kredit
melalui internet.
Tujuh, risiko suku bunga (interest rate risk). Dengan menawarkan jasa
internet banking, risiko suku bunga pada banking book (beda suku bunga
antara aset dan kewajiban bank) juga berpotensi meningkat. Dengan
internet banking, nasabah akan sangat mudah membandingkan suku bunga
simpanan dan pinjaman. Untuk itu, bank perlu cepat melakukan perubahan
terhadap perubahan suku bunga pasar jika tidak ingin ditinggalkan
nasabahnya.
Delapan, risiko likuiditas (liquidity risk). Risiko ini juga harus
dicermati. Dengan adanya internet banking, para nasabah menjadi lebih
gampang menarik kas dan menransfer kepada pihak ketiga. Sekalipun
transfer dilakukan ke rekening pada bank yang sama, ini bisa saja
menjadi masalah. Sebab, pihak ketiga bisa saja menariknya dalam bentuk
kas atau menransfernya ke bank pesaing. Dengan penerapan internet
banking, tentu, bank perlu menyesuaikan manajemen likuiditasnya kalau
tidak ingin kelabakan.
Selain hal di atas tersebut, prinsip manajemen risiko sangat diperlukan
di sini. Internet banking dibagi dalam tiga bagian yaitu pengawasan
aktif komisaris dan direksi Bank, pengendalian pengamanan, serta
manajemen risiko hukum dan risiko reputasi sebagai berikut :
Pengawasan Aktif Komisaris dan Direksi Bank Komisaris dan Direksi Bank
bertanggung jawab dalam melakukan pengembangan strategi bisnis dan
pengawasan manajemen yang efektif terhadap risiko atas penyelenggaraan
internet banking. Pengawasan ini didasarkan pada kebijakan tertulis
secara normatif yang ditetapkan komisaris dan direksi bank.
Pengendalian Pengamanan, hal ini dikarenakan risiko pengamanan yang
meningkat akibat dari aktivitas internet banking. Oleh karena itu,
perbankan perlu melakukan pengujian identitas nasabah, pengujian
keaslian transaksi, penerapan prinsip pemisahan tugas, pengendalian
terhadap penggunaan hak akses terhadap sistem, dan perlindungan terhadap
integritas data maupun kerahasiaan informasi penting pada internet
banking.
Manajemen Risiko Hukum dan Risiko Reputasi. Untuk mengatasi risiko hukum
dan risiko reputasi, pelayanan jasa internet banking sebaiknya
dilaksanakan secara konsisten dan tepat waktu sesuai dengan harapan
nasabah. Agar dapat memenuhi harapan nasabah, perbankan harus memiliki
kapasitas, kontinuitas usaha dan perencanaan darurat yang efektif.
3. Solusi
Managemen proyek security IT
• Tujuan
Memecahkan masalah untuk mengantisipasi praktik cyber crime.
Memberikan
solusi pada perusahaan khususnya perusahaan bank untuk memperketat
keamanan sistem yang berbasis IT, seperti transaksi ATM, E-Banking,
proteksi account bank, dll.
Mencegah terjadinya kerusakan sistem database, pencurian dan perusakkan data (Cracker).
• Manfaat
Terjaminnya
keamanan sistem database suatu bank dari berbagai tindak kejahatan
seperti pencurian data, perusakkan sistem dan penggandaan data.
Mereduksi tindak kejahatan pada perusahaan perbankan, terutama memperkuat keamanan fasilitas E-Banking dan ATM.
• Perencanaan Biaya
Hardware
90 Unit komputer x Rp 6.000.000,- = Rp 540.000.000,-
90 Unit Printer x Rp 500.000,- = Rp 45.000.000,-
Total = Rp 585.000.000,-
Software
90 paket MS Office x Rp 1.700.000,- = Rp 153.000.000,-
90 paket original OS x Rp 1.500.000,- = Rp 135.000.000,-
Total = Rp 288.000.000,-
Perlengkapan Alat Kantor
90 Meja Kerja x Rp 2.000.000,- = Rp 180.000.000,-
Kertas A4 x 100 Rim x Rp 50.000,- = Rp 5.000.000,-
50 Lemari arsip kerja x Rp 4.000.000,- = Rp 200.000.000,-
Total = Rp 385.000.000,-
Biaya Sumber Daya Manusia
10 Personal Trainer x Rp 20.000.000,- = Rp 200.000.000,-
10 Sistem Analis x Rp 10.000.000,- = Rp100.000.000,-
50 Programmer x Rp 6.000.000,- = Rp 300.000.000,-
Total = Rp 600.000.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
buat kawan yang sudah berkomentar saya ucapkan terimakasih banyak ^_^
kesenangan kawan kesenangan saya juga ^_^