“Keberuntungan bukan karena tanpa sengaja tetapi lebih karena efek dari proses yang baik”

Sabtu, 18 Juni 2016

My Story Project (Protected) chapter 2 part 2

Flash back.
“Senang bekerjasama denganmu Marcus.”
“Ya, kuharap semuanya berjalan dengan sukses, -denis.”
Dan hanya seorang wanita saja disitu, yang mematung tak berucap, seolah kehadirannya dari awal hanya untuk sebuah pajangan atau benda mahal yang hanya dipamerkan saja.
“Dan akan sangat merepotkan bekerjasama denganku, -Na~li.” Tatap marcus seraya menyodorkan tangannya pada gadis itu. Deg ! Apa dia mempunyai tabiat aneh seperti memanggil nama orang yang baru dikenalnya sesuka hati. “Bukan masalah besar, kau kan tahu aku bukan amatiran.” Akunya menepis kegugupanya rapat-rapat, seraya membalas acara jabat tangan itu.
“Lilia, ada apa dengan wajahmu itu, kenapa kau terlihat pucat begitu?” Selidik denis setelah baru saja mereka beranjak keluar dari ruangan sipemilik perusahaan ini. “Huhhh” sandar lilia di sudut dinding, seraya mengipas-ngipaskan tangan kedepan wajahnya seolah dia adalah orang yang tengah kepanasan, “nyaris saja” ucapnya singkat, seolah dia sedang berbicara pada dirinya sendiri. “Apanya yang nyaris.?” Selidik denis. “Tadi itu, -nyaris sekali.” Ucapnya berlalu meninggalkan denis yang masih mencerna ucapan gadis itu ditempatnya.

Flash back end.

“Hahahahahaha.” Gelak tawa denis menggema di dalam ruangan yang bertuliskan make up room itu saat mengingat kejadian tempo hari. “Kusarankan kau tutup mulutmu itu rapat-rapat denis, tawamu benar-benar merusak gendang telingaku.” Delik liliana tak terima.
Cahaya lampu, kilatan blitz camera, dan semua crew tengah terfokus pada seorang gadis yang berdiri di pusat ruangan itu, ya gadis itu, gadis yang menjadi tatapan utama di ruangan ini, kenapa ada rasa tidak terima karena betapa semua orang yang melihatnya berekspresi sangat memuakan, rasa-rasanya aku mulai tak suka dengan cara semua mata itu menatap gadis itu. “sial” umpatnya memalingkan wajahnya sebal. “Apa ada yang salah.?” Ucap denis yang entah sejak kapan berdiri disampingnya. “Denis, -berapa lama dia bernaung dibawah kekuasaanmu.?” Dengan intonasi datarnya tanpa memperjelas kata “dia” seolah dengan caranya menatap gadis itu saat ini, siapapun akan mengerti kemana arah pembicaraanya. “Maksudmu lilia ?” Denis memastikan, “dia bahkan sudah berada di management ku semenjak bangku menengah atas, -dan kalau-kalau kau tak memerhatikan dia bahkan mengakuiku sebagai kakaknya pada saat meeting kemarin bukan.?” Akunya bangga. “Hubungan kita bahkan sudah seperti kakak dan adik sungguhan.” Cengirnya lebar-lebar. Dan marcus, detik itu dia melemparkan tatapan tak sukanya pada semua penjelasan panjang denis. “Kelakuanmu benar-benar tak tertolong.” Ucapnya berlalu menghampiri seluruh crew untuk gilirannya masuk kedalam pemotretan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

buat kawan yang sudah berkomentar saya ucapkan terimakasih banyak ^_^
kesenangan kawan kesenangan saya juga ^_^