Entah suhu ruangan kenapa tiba-tiba begitu hening, hanya terdengar 
kilatan blitz dan arahan fotografer saja, seolah semua mata tengah 
terbius dengan pemandangan langka dihadapan mereka masing-masing, seolah
 perpaduan wajah mereka dalam satu frame begitu menarik minat siapa saja
 yang melihat, elegant, berkelas, entah tema seperti apa yang mereka 
berdua ciptakan sebenarnya, bahkan tatapan mereka secara terang-terangan
 terlampau seperti terlalu mendalami peran, hingga entah bukti apa yang 
bisa memperkuat bahwa semua ini hanya sebuah rekayasa dalam sebuah 
gambar yang terabadikan, belum lagi penyesuaian bentuk tinggi badan, 
lilia bahkan memulai kariernya sebagai model, dan tak ada yang perlu 
meragukan postur tubuhnya atau wajah tanpa celanya itu, tapi marcus 
dengan ukuran tingginya yang terlampau diatas rata-rata itu justru 
membuat kreasi seni ini sedemikian berkelasnya, dia bahkan membuat lilia
 harus berjinjit meski stiletto nya sudah sedemikian tinggi, entahlah 
dia seperti cahaya yang menemukan saklarnya, menyala-nyala seakan 
melupakan pembawaan aslinya yang begitu tenang dan dingin, 
keprofesionalan keduanya dalam pemotretan seasson pertama ini memang 
patut diberikan apresiasi. Dan dengan selesainya pemotretan sesi kesatu 
ini maka hot news of the week first seasson siap diterbitkan.
“entah akan dibandrol berapa dollar product keluaran terbaru Ritz 
Corporation ini, sampai sebelum peluncuran perdana nya pun sudah begitu 
menyita perhatian publik karena desas desus keterlibatan CEO nya secara 
langsung dalam segala pembuatanya hingga meluncur kepasaran. Benar-benar
 penarik perhatian yang genius.” Jelas kim denis. “Kau pikir aku bukan 
penarik perhatian yang genius?” Tuduh lilia tak terima. “Nona lilia, ada
 yang ingin tuan marcus bicarakan, harap mau ikut denganku sekarang” 
potong salah satu assisten tuan kaya raya itu menghentikan percakapanku 
bersama denis kim.
Kepulan dua asap kopi yang berada di meja ini telah menjadi saksi 
bisuku dalam beberapa menit lalu, sampai dia memberanikan dirinya 
sendiri berucap padaku. “Apa ada hal yang penting untuk kau sampaikan 
padaku.?” “Jika ku bilang tak ada, apa kau akan segera berlalu pergi.?” 
Tanyaku memastikan, “tentu” jawabnya tanpa berpikir panjang. “tch ! -kau
 tidak takut dengan apa yang bisa kulakukan dengan kekuasaanku.?” Ucapku
 sengit. “Jika seseorang yang memiliki 
garis keturunan yang menjadikanya konglomerat sejak lahir, apakah dia 
bisa membeli takdir sekalipun? Berandai-andailah saja bahwa kekuasaan 
yang kau miliki akibat kekonglomeratanmu bisa kau gunakan untuk 
mengendalikan takdirmu sendiri.”  
Ucapnya seraya pergi, memberi ku senyuman terbaiknya seolah dia puas 
dengan jawabannya sendiri, -menarik, tch ! kita lihat saja besok, apa 
kau bisa seangkuh perkataanmu, Na ~li.
To be continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
buat kawan yang sudah berkomentar saya ucapkan terimakasih banyak ^_^
kesenangan kawan kesenangan saya juga ^_^