“Keberuntungan bukan karena tanpa sengaja tetapi lebih karena efek dari proses yang baik”

Sabtu, 18 Juni 2016

My Story Project (Protected) chapter 2 part 3

Entah suhu ruangan kenapa tiba-tiba begitu hening, hanya terdengar kilatan blitz dan arahan fotografer saja, seolah semua mata tengah terbius dengan pemandangan langka dihadapan mereka masing-masing, seolah perpaduan wajah mereka dalam satu frame begitu menarik minat siapa saja yang melihat, elegant, berkelas, entah tema seperti apa yang mereka berdua ciptakan sebenarnya, bahkan tatapan mereka secara terang-terangan terlampau seperti terlalu mendalami peran, hingga entah bukti apa yang bisa memperkuat bahwa semua ini hanya sebuah rekayasa dalam sebuah gambar yang terabadikan, belum lagi penyesuaian bentuk tinggi badan, lilia bahkan memulai kariernya sebagai model, dan tak ada yang perlu meragukan postur tubuhnya atau wajah tanpa celanya itu, tapi marcus dengan ukuran tingginya yang terlampau diatas rata-rata itu justru membuat kreasi seni ini sedemikian berkelasnya, dia bahkan membuat lilia harus berjinjit meski stiletto nya sudah sedemikian tinggi, entahlah dia seperti cahaya yang menemukan saklarnya, menyala-nyala seakan melupakan pembawaan aslinya yang begitu tenang dan dingin, keprofesionalan keduanya dalam pemotretan seasson pertama ini memang patut diberikan apresiasi. Dan dengan selesainya pemotretan sesi kesatu ini maka hot news of the week first seasson siap diterbitkan.
“entah akan dibandrol berapa dollar product keluaran terbaru Ritz Corporation ini, sampai sebelum peluncuran perdana nya pun sudah begitu menyita perhatian publik karena desas desus keterlibatan CEO nya secara langsung dalam segala pembuatanya hingga meluncur kepasaran. Benar-benar penarik perhatian yang genius.” Jelas kim denis. “Kau pikir aku bukan penarik perhatian yang genius?” Tuduh lilia tak terima. “Nona lilia, ada yang ingin tuan marcus bicarakan, harap mau ikut denganku sekarang” potong salah satu assisten tuan kaya raya itu menghentikan percakapanku bersama denis kim.
Kepulan dua asap kopi yang berada di meja ini telah menjadi saksi bisuku dalam beberapa menit lalu, sampai dia memberanikan dirinya sendiri berucap padaku. “Apa ada hal yang penting untuk kau sampaikan padaku.?” “Jika ku bilang tak ada, apa kau akan segera berlalu pergi.?” Tanyaku memastikan, “tentu” jawabnya tanpa berpikir panjang. “tch ! -kau tidak takut dengan apa yang bisa kulakukan dengan kekuasaanku.?” Ucapku sengit. “Jika seseorang yang memiliki garis keturunan yang menjadikanya konglomerat sejak lahir, apakah dia bisa membeli takdir sekalipun? Berandai-andailah saja bahwa kekuasaan yang kau miliki akibat kekonglomeratanmu bisa kau gunakan untuk mengendalikan takdirmu sendiri.”  
Ucapnya seraya pergi, memberi ku senyuman terbaiknya seolah dia puas dengan jawabannya sendiri, -menarik, tch ! kita lihat saja besok, apa kau bisa seangkuh perkataanmu, Na ~li.
To be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

buat kawan yang sudah berkomentar saya ucapkan terimakasih banyak ^_^
kesenangan kawan kesenangan saya juga ^_^